JAKARTA -- Wakil Ketua Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Lukman Hakim mengatakan, kompetisi ilmiah adalah salah satu upaya LIPI untuk menjembatani perkembangan ilmu pengetahuan dan tehnologi Indonesia dengan kemajuan dunia internasional.
''LIPI memiliki tanggungjawab pada dunia ilmu pengetahuan, untuk terus memupuk semangat penelitian di kalangan generasi muda. Hal ini, agar Indonesia tidak tertinggal jauh dengan dunia internasional,'' katanya seusai pembukaan Kompetisi Ilmiah LIPI di Jakarta, Kamis (1/12).Melalui ajang kompetisi ilmiah itu, LIPI memberikan kesempatan bagi generasi muda Indonesia untuk berkiprah dan unjuk kemampuan mengenai hasil-hasil pemikiran atau kreativitas.
''Ini adalah bentuk perhatian LIPI pada karya-karya anak bangsa. Lagi pula, salah satu tugas LIPI memang membina, membimbing dan mendorong bakat-bakat yang ada untuk menjaga hubungan iptek dengan dunia internasional,'' kata Lukman. Jika Indonesia tidak mampu memupuk ketertarikan generasi muda Indonesia pada iptek, kata dia, maka sangat sulit bagi Indonesia untuk menyesuaikan diri dengan perkembangan dunia internasional.
''Intinya, kompetisi ilmiah ini adalah satu dari sekian cara untuk menarik perhatian publik luas agar menghargai hasil karya penelitian. Dan untuk memeperoleh hasil maksimal, kita harus konsisten. Maka, LIPI secara konsisten terus menggelar lomba ini,'' katanya. Menurut Lukman, umumnya, para finalis kompetisi ilmiah itu, memiliki rekam jejak penelitian yang baik di masa-masa mendatang. ''Para peraih Nobel pun mengawali penelitian mereka dari usia yang sangat muda,'' katanya.
Saat ditanya lebih lanjut mengenai format penyelenggaraan kompetisi ilmiah LIPI yang terkesan sangat serius dan formal, Lukman mengatakan, ada standar-standar baku yang memang tetap harus diikuti dalam penyelenggaraan kompetisi ilmiah. ''Saya akui, kompetisi ilmiah LIPI ini. sejak 37 tahun lalu. memang formatnya tidak berubah. Namun, memang sudah begitu seharusnya seperti jika kita lihat penyelenggaraan Nobel yang formatnya selalu sama. Ada standar jika presentasi harus seperti apa, ada metode ilmiah yang harus diikuti tetapi di luar itu kita sudah buat lebih santai, misal pada acara keakraban,'' katanya.
Menjadi peneliti, seharusnya benar-benar dilakukan oleh orang-orang yang memang menyukainya karena sangat tidak mudah untuk terus konsisten, terutama bagi generasi muda. Di sisi lain, LIPI menyatakan, bahwa secara kualitas dan kuantitas Lomba Karya Ilmiah Remaja (LKIR), Pemilihan Peneliti Remaja Indonesia (PPRI) dan Lomba Kreativitas Guru (LKG) 2005 mengalami peningkatan dari tahun sebelumnya.