Metana Sebagai Hasil dari Dekomposisi Bahan Organik di TPA dan Lindi Sebagai Sumber Pencemar Air Tanah
Penanganan akhir dari sampah yang terdapat disuatu kota di Indonesia adalah dengan menempatkan sampah di Tempat Pembuangan Akhir. Pengelolaan yang tidak serius dapat menyebabkan kerugian bahkan bencana yang tidak terduga. TPA Leuwigajah yang terletak di Kelurahan Leuwigajah, Kecamatan Cimahi Selatan, Kota Cimahi dan Kecamatan Batujajar, Kab. Bandung menjadi salah satu contoh yang harus ditanggapi dan memerlukan kepedulian dari Pemkot Bandung, Cimahi, dan Pemkab Bandung sebagai pemanfaat TPA tersebut.
Longsor sampah yang menimbun puluhan rumah penduduk di Kp. Cilimus dan Kp. Gunung Aki, Kec. Batujajar, Kab. Bandung, serta Kp. Pojok, Kec. Cimahi Selatan, Kota Cimahi menjadi pertanyaan apa sebenarnya yang menjadi penyebab hal tersebut. Kejadian longsor yang terjadi di TPA Leuwigajah merupakan hal yang ironis. Sistem pengelolaan sampah yang tidak sesuai dengan perencanaan dan perancangan yang baik menjadi penyebabnya. TPA Leuwi gajah sendiri merupakan TPA dengan pengelolaan sampah open dumping, walaupun sebelumnya disebutkan menerapkan metode sanitary landfill. Menurut Damanhuri (2004) terdapat beberapa permasalahan yang terjadi bila masih menerapkan metode open dumping. Pencemaran air tanah oleh lindi karena tidak adanya lapisan dasar dan tanah penutup akan menyebabkan leachate semakin banyak dan dapat mencemari air tanah. Pencemaran udara akibat gas, bau dan debu. Akibat dari produksi gas dari degradasi sampah. Resiko kebakaran akibat gas metana yang mudah terbakar yang dihasilkan dari degradasi sampah. Berkembangnya vektor penyakit seperti tikus, lalat dan nyamuk akibat bersarang di timbunan sampah yang menjadi sumber makanan mereka. Selain itu estetika lingkungan berkurang karena lahan tidka dikelola dengan baik.
Berbagai pihak telah sepakat untuk meninggalkan cara open dumping dan menerapkan metode yang lebih ramah lingkungan yaitu metode sanitary landfill. Hanya saja pengelola masih enggan karena mahalnya biaya operasi untuk pengadaan dan aplikasi tanah penutup harian (Damanhuri ,2004). Pada tulisan ini akan dibahas mengenai degradasi bahan organik yang dapat menghasilkan gas metana yang mudah terbakar dan dapat menjadi penyebab kebakaran. Selain itu lindi yang dapat berperan sebagai pencemar air tanah diulas lebih lanjut.
Dekomposisi bahan organik Proses dekomposisi di TPA sanitary landfill secara umum terjadi pada tiga tahap, pertama dekomposisi aerobik yang mendominasi keseluruhan proses, tahap ini biasanya sangat pendek karena terbatas pada jumlah oksigen dan nilai BOD yang tinggi dari sampah padat. Setelah oksigen menurun, dekomposisi oleh organisme fakultatif anaerobik lah yang mendominasi. Selama tahap ini volatil fatty acid dalam jumlah yang besar diproduksi. Asam ini menurunkan pH hingga antara 4-5. Dengan pH yang rendah membantuk bahan anorganik melarut, bersamaan dengan konsentrasi volatil acid yang meningkat, menghasilkan kekuatan ion yang tinggi. Tahap kedua dari proses anaerobik terjadi ketika jumlah bakteri methanogenesis meningkat. Volatil acid yang diproduksi oleh bakteri fakultatif anaerobik dan bahan organik lain dirubah menjadi metana dan karbondioksida.(Qasim,1994)
Dekomposisi sampah, khususnya zat organik dalam kondisi anaerobik dapat mengakibatkan produksi gas bio. Secara garis besar proses pembentukan gas bio dapat dilihat pada Gambar 1 dan dibagi dalam tiga tahap yaitu: hidrolisis, asidifikasi (pengasaman) dan pembentukan gas metana (Sufyandi, 2001). Pada tahap hidrolisis, bahan organik dienzimatik secara eksternal oleh enzim ekstraselular (selulose, amilase, protease dan lipase) mikroorganisme. Bakteri memutuskan rantai panjang karbohidrat komplek, protein dan lipida menjadi senyawa rantai pendek. Sebagai contoh polisakarida diubah menjadi monosakarida sedangkan protein diubah menjadi peptida dan asam amino.
Pada tahap ini bakteri menghasilkan asam, mengubah senyawa rantai pendek hasil proses pada tahap hidrolisis menjadi asam asetat, hidrogen (H2) dan karbondioksida. Bakteri tersebut merupakan bakteri anaerobik yang dapat tumbuh dan berkembang pada keadaan asam. Untuk menghasilkan asam asetat, bakteri tersebut memerlukan oksigen dan karbon yang diperoleh dari oksigen yang terlarut dalam larutan. Pembentukan asam pada kondisi anaerobik tersebut penting untuk pembentuk gas metana oleh mikroorganisme pada proses selanjutnya. Selain itu bakteri tersebut juga mengubah senyawa yang bermolekul rendah menjadi alkohol, asam organik, asam amino, karbondioksida, H2S, dan sedikit gas metana.
Pada tahap ini bakteri metanogenik mendekomposisikan senyawa dengan berat molekul rendah menjadi senyawa dengan berat molekul tinggi. Sebagai contoh bakteri ini menggunakan hidrogen, CO2 dan asam asetat untuk membentuk metana dan CO2. Bakteri penghasil asam dan gas metana bekerjasama secara simbiosis. Bakteri penghasil asam membentuk keadaan atmosfir yang ideal untuk bakteri penghasil metana. Sedangkan bakteri pembentuk gas metana menggunakan asam yang dihasilkan bakteri penghasil asam. Tanpa adanya proses simbiotik tersebut, akan menciptakan kondisi toksik bagi mikroorganisme penghasil asam.
Komposisi gas bio berkisar antara 60 – 70% metana dan 30 – 40% karbon dioksida. Gas bio mengandung gas lain seperti karbon monoksida, hidrogen, nitrogen, oksigen hidrogen sulfida, kandungan gas tergantung dari bahan yang masuk ke dalam biodigester. Nitrogen dan oksigen bukan merupakan hasil dari proses. Hidrogen merupakan hasil dari tahap pembentukan asam, pembentukan hidrogen sulfida oleh bakteri sulfat disebabkan oleh konsentrasi ikatan sulfur. Walaupun hanya sedikit tetapi dapat mencapai 5 % untuk beberapa kotoran (Meynell, 1976).
Karakteristik dari metana murni adalah mudah terbakar (Lapp and Robertson, 1981) selain itu dapat mengakibatkan ledakan (Meynell, 1976). Kandungan metana dengan udara akan menentukan pada kandungan berapa campuran yang mudah meledak dapat dibentuk. Pada LEL (lower explosive limit) 5.4 % metana dan UEL(upper explosive limit) 13.9% basis volume. Dibawah 5.4% tidak cukup metana sedangkan, diatas 14% terlalu sedikit oksigen untuk menyebabkan ledakan. Temperatur yang dapat menyebabkan ledakan sekitar 650 – 750 oC, percikan api dan korek api cukup panas untuk menyebabkan ledakan (Meynell, 1976).
Metana merupakan gas rumah kaca yang lebih berbahaya dibanding dengan karbondioksida, selain mudah meledak diketahui merupakan faktor utama pada fenomena pemanasan global (Qasim,1994). Sedangkan untuk karbondioksida dapat menjadi penyebab peningkatan mineral pada air tanah serta membentuk asam karbonik (Damanhuri, 2004). Untuk itu perlu pengelolaan dari gas yang dihasilkan dari dekomposisi sampah.
Pencemaran air tanah oleh lindi Lindi (Leachate) adalah cairan yang merembes melalui tumpukan sampah dengan membawa materi terlarut atau tersuspensi terutama hasil proses dekomposisi materi sampah atau dapat pula didefinisikan sebagai limbah cair yang timbul akibat masuknya air eksternal kedalam timbunan sampah melarutkan dan membilas materi terlarut, termasuk juga materi organik hasil proses dekomposisi biologis (Damanhuri, 2004). Zat pencemar organik dan anorganik yang tinggi biasanya merupakan bagian dari lindi. Konsentrasi puncak dari COD dan total solid diatas 50.000 mg/L adalah biasa. Bagaimana pun juga lindi memiliki konsentrasi pencemar yang berbeda beda di tiap lahan berdasarkan umurnya. Peneliti mengatakan bahwa landfill yang masih muda memiliki lindi dengan kekuatan tinggi, dilusi dan penggunaan mikroba dapat menurunkan kekuatan lindi pada landfill yag berumur tua (Qasim, 1994). Tabel 1 menunjukkan komposisi lindi dari landfill berdasarkan umurnya. Lindi yang berasal dari dekomposisi sampah mengandung bahan pencemar yang dapat menjadi sumber dari polusi air bila terlepas hingga badan air atau air tanah (Qasim, 1994).
Air yang masuk kedalam sampah merupakan sumber dari lindi yang dapat mencemari lingkungan. Pengadaan sistem pengolahan lindi sangat dibutuhkan untuk mengurangi pencemaran air yang dapat terjadi bila lindi keluar dan masuk ke dalam badan air. Setelah lindi dikumpulkan, lindi dapat diolah terlebih dahulu hingga batas yang diijinkan sebelum dibuang ke badan air.
December, 26 2004 Tsunami swept North Sumatra, Thailand, India and then reached Africa. Hundred thousands people dead or missing and the facility in the large areas were destroy. Tsunami represent the very big wave and have the power of very damage caused by earthquake in the sea. Tsunami Aceh that happened last year, swept the Aceh - North Sumatra till 10 km from coastal lip. Town of Banda Aceh which is close to epicentrum of earthquake and located at elbow coast, hit by tsunami. People which do not anticipate the natural disaster, panic and try to save herself. The Resort that located far in Thailand, was even also hit by its impact. People that enjoying their vacation do not anticipate will meet the dangerous in the resort. Public facility, building, houses, shop, the road/street, access of transportation broken, damage the bridges of coastal circumjacent were not parried again fall to pieces swept by very strong wave tsunami, flatten with ground. Maybe it was the most destructive natural disaster in this century. Natural disaster had impact to the human being and also environmental. Tsunami proved that, hundred thousands people dead and facility in large area destroy. But it were the first, beside that tsunami drawn the economic activity, the survivor had facing the stress - bad mental health, health problem and hunger in the refuge, the decrease of security and leave behind effect to the environment.
Besides lost of family and house that hit by a disaster even also its living loss. Farmer cannot work the rice field and also its garden, fisherman cannot go out to sea because its equipments destroy and or lose, Trader not trade in market because all destroying effect of disaster which awful the most that. That mentioned result the drawn economic activity or even stop. Safe victims are not meaning the suffer end, they have to face the mental burden big effect of family loss, residence and its property. Its ascertained, that some of victim become the stress and get the mental weak effect detain the mental burden. Refugee health even also can be annoyed by effect of bad sanitation in his environment. Diarrhea, typhoid, cough, respiratory infection, dermatitis represent the example of ordinary disease happened in refuge. Hunger also become the frequent problem happened in refuge, cause effect of accessing road and disorganized distribution management from natural disaster operation.
The decrease of security cause by economic changes, the victims cannot obtain a money or get food for their life and inadequate food stock. Some people try to fill their requirement with all of way although its by taking property of others. After aid come, another problem appears like aid abuse by irresponsible official, distribution which do not spread evenly to cause conflict of social in society.
Environmental Changes can influence the human health in long period. Transfer of a mass happened at natural disaster tsunami, water bringing Mud contains heavy metal and pathogenic microorganism, migrating from sea floor to continent. This microorganism can influence the human being health, more than if sanitation environmental are unpleasant. Besides that , mud is also contain by a other minerals which is after checked to contain the heavy metal. Heavy metal which is contained in Mud and seawater can contaminate the land, water surface and wells. It is important to know that heavy metal when enter into organism and consumed by the human being, like fish from contaminated fishpond, livestock animal which grass and vegetable, crop from farm that contaminates by heavy metal will accumulate at human being and that mean can harm the health.
Natural disaster leave the very circumstantial secondhand to all victim. Loss from facet bounce and also items cannot be replaced with any. As human being shall manage to cut of the loss. Natural disaster, tsunami in this case, represent the study to government to manage the operation of effect of natural disaster as good as possible, because victims will require the support to be able to be well quaranted and live appropriately till good situation.
Read more!
Pada saat jumlah penduduk masih sedikit dan aktivitasnya masih terbatas serta konsentrasi pencemar masih sangat rendah, maka secara alamiah udara masih mampu menampung emisi yang dibuang ke dalamnya. Atau dengan kata lain, daya tampung udara masih memadai. Lambat laun, akibat terus meningkatnya emisi yang dibuang ke udara, mutu udara ambien akan turun sampai ke tingkat tertentu yang menyebabkan udara tidak dapat memenuhi fungsinya. Pencemaran udara terjadi apabila, laju emisi yang dibuang ke udara melebihi kemampuan udara menyerap pada kondisi mutu udara sudah mendekati baku mutu udara ambien. (pelangi.or.id) Perubahan kualitas udara mempunyai pengaruh yang berarti terhadap kesehatan masyarakat. Bahkan buruknya kualitas udara dapat mengancam pembangunan itu sendiri, misalnya dengan berkurangnya produktivitas pekerja dan menurunnya kesuburan tanah pertanian dan rusaknya gedung gedung (korosi) akibat dari hujan asam dari udara berpolusi. Dengan demikian lebih baik pemerintah melakukan upaya pencegahan melalui perencanaan pembangunan yang memperhitungkan daya dukung dan daya tampung lingkungan termasuk udara, daripada harus melakukan pemulihan terhadap kerusakan lingkungan, yang belum tentu dapat kembali ke fungsi yang seharusnya. (pelangi.or.id) Pengetahuan mengenai efek pencemaran udara terhadap kesehatan telah umum diketahui oleh masyarakat. Penentuan strategi akan lebih mudah dengan mengetahui sumber pencemar, tujuan dan sasaran apa yang akan dicapai. Komponen – komponen yang mempengaruhi perlu diperhatikan untuk menetapkan apa saja strategi yang akan dilakukan. Komponen – komponen berpengaruh secara langsung dan tidak langsung. Komponen yang berpengaruh secara langsung seperti transportasi, bahan bakar, industri, taman kota perlu dilakukan modifikasi untuk mengurangi pencemaran udara, sedangkan yang tidak langsung adalah dinas - dinas terkait, populasi, pendidikan masyarakat, penggunaan lahan, industri, dan wisata di kota Bandung. Transportasi sangat berperan dalam pencemaran udara di kota Bandung. Jenis kendaraan, kapasitas mesin, umur kendaraan, jenis bahan bakar dan pemeliharaan kendaraan menjadi faktor yang penting dalam kandungan emisi gas buang yang dikeluarkannya. Kualitas udara dapat dilindungi dengan beberapa hal dibawah ini : 1. Pembenahan prasarana dan sarana transportasi umum serta kebijakan yang secara implisit mengerem laju kendaraan motor pribadi, yaitu dengan perencanaan dan pembangunan sistem transportasi secara terpadu dan pembangunan transportasi masal seperti sistem busway dan jaringan kereta listrik. 2. Menetapkan jalan dengan kepadatan tinggi / pusat bisnis yang digunakan hanya oleh moda transportasi massal, sehingga volume kendaraan pribadi menurun. Hal seperti ini telah dilakukan oleh singapura yaitu Bermobil ke Distrik Pusat Bisnis (CBD) memerlukan izin khusus, yang dapat dibeli untuk harian atau bulanan. 3. Pemerintah kota dapat melakukan intervensi dengan menetapkan penjualan kendaraan beremisi ultra-rendah ("ultra-low emitting vehicles/ULEV") dan kendaraan transisi beremisi rendah ("transitional low emitting vehicles/TLEV") yang semuanya diperhitungkan untuk memasukkan tidak hanya mobil-mobil yang lebih bersih, tetapi juga bahan bakar yang lebih bersih ke pasaran. 4. Menurunkan pajak kendaraan untuk kendaraan dengan "zero-emitting vehicles/ZEV", Hybrid, elektrik, dan gas sehingga masyarakat lebih memilih kendaraan tersebut dan sebaliknya meningkatkan pajak kendaraan untuk kendaraan pribadi konvensional. 5. Kewajiban uji emisi kendaraan sebagai faktor yang penting untuk mengurangi pencemaran udara. 6. Menetapkan aturan standar pipa knalpot yang lebih ketat dan rumit. Seperti knalpot yang memiliki 7. Standarisasi umur dan kapasitas mesin penggunaan kendaraan selain dari penetapan ambang batas emisi kendaraan 8. Pemeliharaan kendaraan dan standarisasi pemeliharaan bagi seluruh bengkel kendaraan bermotor. Bahan bakar merupakan salah satu penyebab pencemaran dari hasil pembakarannya, akibat dari kandungan bahan berbahaya didalam bahan bakar. Hal itu dapat direkayasa yaitu dengan: 1. Penelitian dan pengembangan renewable energi 2. Penghapusan bensin bertimbal 3. Mengurangi kandungan sulfur pada bensin dan solar 4. Mengubah penggunaan bahan bakar batubara sebagai pembangkit listrik dengan pembangkit listrik geothermal 5. Penggunaan bahan bakar gas untuk kendaraan dan pabrik 6. Penggunaan tenaga nuklir untuk pembangkit tenaga listrik, merubah penggunaan batubara dan minyak yang memiliki emisi gas buang yang tinggi. Strategi yang dapat dilakukan pada industri meliputi penggunaan bahan bakar, efisiensi energi dan pengelolaan emisi buangan. Penggunaan bahan bakar menyangkut bahan yang diemisikannya. Adapun upaya yang dapat dilakukan yaitu sedikit demi sedikit mengurangi penggunaan bahan bakar batubara dan minyak serta menggantinya dengan bahan bakar gas. Efisiensi energi untuk proses produksi dan operasional industri. Serta pengelolaan emisi buangan dengan penggunaan water scruber
Taman kota dapat mengurangi pencemaran udara dan meningkatkan kualitas udara. Yaitu dengan menyerap gas karbondioksida dan menghasilkan oksigen dari proses fotosintesis, maka untuk mencapai hal tersebut diperlukan ; 1. Penambahan jumlah taman kota 2. Penerapan ratio populasi – pohon, 2 orang berbanding 1 pohon 3. Pendataan dan pengefektifan ruang terbuka hijau dengan penanaman pohon. 4. Pendataan pohon pohon di masing masing kelurahan dan pengawasannya. Bplhd / dinas terkait dapat mengawasi dan mengusulkan peraturan peraturan yang dapat mendukung pada kualitas udara, hal tersebut diantaranya dengan : 1. Menetapkan strategi pencegahan, penanggulangan dan pemulihan pencemaran udara. 2. Penetapan baku mutu emisi dan menetapkan sasaran tujuan untuk mengurangi pencemaran udara 3. Pengawasan emisi gas buang pada kendaraan bus, taksi, dan armada publik untuk mengurangi bahan partikulat dan pembentukan smog Pencanangan penghijauan dari dinas Pemakaman dan Pertamanan Populasi secara tidak langsung menentukan peningkatan cemaran udara yang terjadi di kota Bandung. Untuk mengurangi pertumbuhan penduduk maka dapat dilakukan : 1. Penerapan keluarga berencana 2. Membatasi kegiatan kegiatan di perkotaan yang dapat menyebabkan urbanisasi 3. Melakukan investasi di desa – desa sekitar kota bandung sehingga akan terjadi perkembangan desa yang memiliki ciri ciri kota, sehingga tidak terjadi urbanisasi. 4. Program transmigrasi Pendidikan masyarakat sangat mempengaruhi dalam hal pemahaman akan pentingnya kesehatan dan kesejahteraan. Untuk mendukung pendidikan masyarakat yang dapat mengurangi pencemaran udara dan pertumbuhan penduduk, hal itu dapat dilakukan dengan : 1. Memasukkan kedalam kurikulum untuk pemahaman tentang pengetahuan penyebab dan pengendalian pencemaran udara. Sehingga terdapat kesempatan masyarakat untuk berpartisipasi dalam mengurangi pencemaran udara. 2. Pemahaman tentang pengetahuan Keluarga Berencana
Lahan dalam hal ini adalah tata guna lahan. Pertumbuhan kota cenderung menuju pinggiran kota, sedangkan kegiatan kegiatan masyarakat berada di pusat kota sehingga akan terjadi arus kendaraan dari pinggiran kota menuju pusat kota. Strategi untuk mengatasi hal tersebut adalah : 1. Tata kota yang baik sehingga terdapat keseimbangan antar emisi gas buang dan daya tampung lingkuangan. 2. Pembentukan / perencanaan kota satelit sehingga jarak antara pemukiman dan pusat kegiatan tidak terlalu jauh dan efektivitas penggunaan transportasi 3. Mengurangi beban lingkungan akibat emisi gas buang transportasi menuju pusat kegiatan dengan merelokasikan pusat kegiatan tersebut apabila dimungkinkan. Contohnya Taman Marga Satwa ke daerah pinggiran kota. Wisata merupakan penarik kota bandung, berbagai jenis wisata di kota bandung cukup memberi peran pada pencemaran udara akibat penggunaan kendaraan menuju daerah wisata tersebut. Strategi yang dapat dilakukan untuk mengurangi mobilitas kendaraan adalah dengan membatasi ijin untuk pendirian pusat kegiatan baru di daerah dengan kepadatan perkantoran / pertokoaan yang tinggi.
Read more!
[Republika Online] Kompetisi Ilmiah, Jembatan Perkembangan Iptek
02 Desember 2005 Kompetisi Ilmiah, Jembatan Perkembangan Iptek n ant
JAKARTA -- Wakil Ketua Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Lukman Hakim mengatakan, kompetisi ilmiah adalah salah satu upaya LIPI untuk menjembatani perkembangan ilmu pengetahuan dan tehnologi Indonesia dengan kemajuan dunia internasional.
''LIPI memiliki tanggungjawab pada dunia ilmu pengetahuan, untuk terus memupuk semangat penelitian di kalangan generasi muda. Hal ini, agar Indonesia tidak tertinggal jauh dengan dunia internasional,'' katanya seusai pembukaan Kompetisi Ilmiah LIPI di Jakarta, Kamis (1/12).Melalui ajang kompetisi ilmiah itu, LIPI memberikan kesempatan bagi generasi muda Indonesia untuk berkiprah dan unjuk kemampuan mengenai hasil-hasil pemikiran atau kreativitas.
''Ini adalah bentuk perhatian LIPI pada karya-karya anak bangsa. Lagi pula, salah satu tugas LIPI memang membina, membimbing dan mendorong bakat-bakat yang ada untuk menjaga hubungan iptek dengan dunia internasional,'' kata Lukman. Jika Indonesia tidak mampu memupuk ketertarikan generasi muda Indonesia pada iptek, kata dia, maka sangat sulit bagi Indonesia untuk menyesuaikan diri dengan perkembangan dunia internasional.
''Intinya, kompetisi ilmiah ini adalah satu dari sekian cara untuk menarik perhatian publik luas agar menghargai hasil karya penelitian. Dan untuk memeperoleh hasil maksimal, kita harus konsisten. Maka, LIPI secara konsisten terus menggelar lomba ini,'' katanya. Menurut Lukman, umumnya, para finalis kompetisi ilmiah itu, memiliki rekam jejak penelitian yang baik di masa-masa mendatang. ''Para peraih Nobel pun mengawali penelitian mereka dari usia yang sangat muda,'' katanya.
Saat ditanya lebih lanjut mengenai format penyelenggaraan kompetisi ilmiah LIPI yang terkesan sangat serius dan formal, Lukman mengatakan, ada standar-standar baku yang memang tetap harus diikuti dalam penyelenggaraan kompetisi ilmiah. ''Saya akui, kompetisi ilmiah LIPI ini. sejak 37 tahun lalu. memang formatnya tidak berubah. Namun, memang sudah begitu seharusnya seperti jika kita lihat penyelenggaraan Nobel yang formatnya selalu sama. Ada standar jika presentasi harus seperti apa, ada metode ilmiah yang harus diikuti tetapi di luar itu kita sudah buat lebih santai, misal pada acara keakraban,'' katanya.
Menjadi peneliti, seharusnya benar-benar dilakukan oleh orang-orang yang memang menyukainya karena sangat tidak mudah untuk terus konsisten, terutama bagi generasi muda. Di sisi lain, LIPI menyatakan, bahwa secara kualitas dan kuantitas Lomba Karya Ilmiah Remaja (LKIR), Pemilihan Peneliti Remaja Indonesia (PPRI) dan Lomba Kreativitas Guru (LKG) 2005 mengalami peningkatan dari tahun sebelumnya.
i'm just person who like to find something new, i had a lot of knowledge, from the outdoor lifestyle (survival, management rope, navigation, GPS, making shelter at tropical forest, etc), photography, a little martial art, motorbike ( your bike want to serviced, accept take appart but not accept built :D naon deuihhh terima bongkar ga terima pasang maksudnya hiihihi)